PSIKOLOGI PENDIDIKAN
PROBLEM REMAJA
oleh :dumas ,smg
Remaja adalah merupakan masa transisi atau masa peralihan dari anak menuju dewasa, masa anak dan masa remaja tidak terdapat batasan yang jelas,namun nampak adanya suatu gejala yang timbul tiba-tiba dalam permulaan masa remaja: yaitu gejala timbulnya seksualitas/genital,hingga masa remaja ini disebut masa pubertas.
Pada masa inilah setiap orang sering mengalami yang namanya krisis identitas diri atau tidak mengetahui jati dirinya sendiri,maka sering kali apabila pada masa ini gagal dalam mencarinya bisa berakibat fatal pada masa berikutnya ataupun pada saat masa ini sedang dijalankan. Remaja sering ingin mengetahui dan mencoba hal-hal yang baru tanpa menyaring terlebih dulu mana yang baik dan buruk yang penting tau,dan remaja biasa cenderung belum bisa memutuskan atau masih sulit dalam mengambil keputusan (Lewin,1939) Diambil dari Monks Dkk.
Pornografi memang mirip wabah penyakit karena itu perlu vaksin baru yang lebih mujarab untuk menghambat penyebaran atau peredaranya. Sudah barang tentu faktor pembawa virus atau kuman penyakit sangat keberatan dan akan mati-matian menolak peredaran vaksin baru yang lebih mujarab.
Anehnya,ada diantara teman kita yang merasa sehat,yakin tidak tertular,membuat slogan menolak penyakit itu.namun mati-matian menolak peredaran vaksin baru,persis anak-anak yang menolak di suntik dan di beri obat dengan alasan bermacam-macam.
Memprihatinkan! Kata yang sepantasnya dikatakan untuk menyikapi kasus tersebut diatas. Belum lama heboh kasus penayangan video porno yang pelakunya oleh seorang anggota DPR Yahya zaini dengan penyanyi Dangdut Maria eva reda dibicarakan,kini masyarakat di Kendal Jawa Tengah mulai dikejutkan lagi dengan beredarnya VCD yang berisi adegan serupa atau adegan mesum dilakukan oleh pasangan pelajar,ini benar-benar sudah memprihatinkan.
Yang lebih memprihatikan lagi,pelaku sekarang sedang duduk di bangku kelas 3 SMA yang sebentar lagi akan melaksanakan ujian akhir,apakah hal ini tidak mencoreng nama dunia pendidikan kita,yang sebetulnya mereka harus belajar untuk menghadapi ujian tapi,yang terjadi apa?mereka malah berbuat hal yang tidak bermoral yang justru merugikan bagi mereka.
Orang-orang terdidik yang seharusnya menjadi penopang harapan bangsa justru malah menodainya dengan tingkahlakunya yang tidak bermoral. Dunia pendidikan di negara kita memang sedang memprihatinkan,tiga tahun belakangan ini banyak pelajar kita yang tidak lulus ujian,di tambah lagi dengan maraknya peredaran video-video porno yang pelakunya justru para pelajar atau remaja.
Memang kita sadari bahwa masa Remaja adalah masa yang mempunyai arti khusus,mengapa disebut demikian karena masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak menuju kemasa dewasa atau bisa disebut masa pubertas atau masa transisi.
Masa remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas.Ia tidak termasuk golongan anak,tetapi ia tidak pula termasuk golongan orang dewasa.Remaja masih belum mampu untuk mengatasi fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya(Calon,1953) Diambil dari Monks Dkk.
Remaja biasa diselimuti dengan rasa ingin tau dan ingin mencoba hal-hal yang baru,untuk mencari identitas diri,karena masa remaja bisa kita sebut dengan masa Krisis Identitas deri,sehingga remaja akan mencari identitas dirinya dengan meniru memodel,imitasi tingkahlaku orang lain yang di lihat,dilakukan secara sadar atau tidak contohnya:orang tua,orang yang lebih dewasa,artis-artis,tokoh idola dsb.(Bandura dan Walters,1963) Diambil Dari Monks Dkk.
Dalam menganalisa kasus tersebut diatas,saya mencoba menggunakan metode Behavioral Educational psychology,pada umumnya behavioral atau tingkah laku semula dianggap genetik,akan tetapi dalam banyak penelitian empiriks menyimpulkan bahwa perilaku ialah senantiasa akan berkaitan erat dengan lingkungan.
Behavior mengacu pada hampir semua aktivitas dan tingkah laku manusia,termasuk dalam berbagai bidang,seperti proses fisiologis,psikologis dan biokimiawi dasar. Hal ini dalam metode behavior menyebutkan bahwa kita dapat belajar untuk mengendalikan banyak aktivitas fisiologis orang yang sebelumnya belum ada yang memikirkan atau sama sekali belum terpikirkan dikalangan terpelajar. Kajian psikologis sangat luas yang didasarkan pada pendekatan aktivitas manusia yang meancoba menjelaskan perilaku terhadap beberapa prinsip kesederhanaan.
Kata “behavior” harus tidak dikacaukan dengan pemahaman penggunaan bahasa yang sering kita gunakan sehari-hari,sebab perilaku itu banyak konotasi dan intrepretasi lainya,oleh karena itu perilaku itu digunakan khusus dalam perubahan perilaku dengan tujuan ilmiah yang teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari atau dalam artilain tidak hanya dengan melihat tetapi juga diamati dan juga dipelajari. Behavior merupakan suatu ilmu dalam ilmu psikologis yang mana secara alami kompatibel dengan pendidikan dan secara alami cenderung untuk memperlihatkan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia belajar.
Prinsip utama yang harus dilakukan dalam psikologi behavior berlaku umum untuk semua strata dalam pendidikan,sebagaimana penguatan atau reinforcement juga diberlakukan demikian. Reinforcement ialah suatu konsekuensi atau tanggung jawab dari suatu tindakan yang dibuat bahwa tindakan lebih memungkinkan untuk diulangi lagi.
Penguatan ialah serupa dengan reward atau hadiah,penghargaan. Gagasanya ialah tidak terlalu berlebihan atau sederhana tetapi bisa bermacam-macam variasinya. Ada banyak jalan untuk menggolongkan penguatan atau reinforcement dan kategorinya. Perbedaan yang instrinsik dan ekstrinsik di dasarkan dari apakah perilaku seseorang terjadi penguatan dalam dirinya sendiri atau apakah penguatan itu dikarenakan oleh reward atau hadiah,penghargaan itulah yang bukan merupakan bagian integral dari perilaku atau tingkah laku sebenarnya (Robert,1975).
Maka suatu tingkah laku dapat dipelajari dengan”melihat”saja. Dalam hal kasus ini,memungkinkan pelaku juga melakukan hal yang serupa,mereka ikut-ikutan atau meniru dari tokoh idola mereka melakukannya kemudia mereka menirunya tanpa memikirkan sebab dan akibatnya. Atau bisa jadi sipelaku mempunyai sikap yang agresif,hanya dengan pernah melihat ia akan menirunya.
Dikatakan oleh Bandura untuk dapat meniru model dengan baik harus ada 4 persyaratan yang harus di penuhi oleh sipenirunya, yaitu:
Ø Perhatian(suatu model tidak akan bisa ditiru bila tidak diadakan pengamatan.
Ø Retensi atau disimpan dalam ingatan(tingkah laku harus dilihat dan diingat kembali).
Ø Reproduksi motoris(untuk dapat meniru dengan baik seseorang harus memiliki kemampuan motorik).
Ø Reinforsemen dan motivasi(orang yang menirukan harus melihat tingkah laku itu sebagai tingkah laku yang terpuji dan bermotivasi untuk menirukanya).
Dari hal di atas kita bisa mengetahui bahwa tindakan yang di lakukan sipelaku adegan video porno belum bisa memenuhi persyaratan dalam hal memodel,buktinya mereka melakukan peniruan yang salah atau melenceng sehingga menyebabkan hal yang negatif. Dalam saya menganalisa kasus ini,saya dapat menangkap bahwa sipelaku dalam melakukan tindakan ini merupakan tingkahlaku agresi yang berasal dari kepribadianya yang tampak.
Ada beberapa faktor biologis yang mempengaruhi perilaku agresi (Davidoff, 1991) Diambil dari Walgito,Bimo.
1) Gen tampaknya berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak yang mengatur perilaku agresi. Dari penelitian yang dilakukan terhadap binatang, mulai dari yang sulit sampai yang paling mudah dipancing amarahnya, faktor keturunan tampaknya membuat hewan jantan yang berasal dari berbagai jenis lebih mudah marah dibandingkan betinanya.
2) Sistem otak yang tidak terlibat dalam agresi ternyata dapat memperkuat atau menghambat sirkuit neural yang mengendalikan agresi. Pada hewan sederhana marah dapat dihambat atau ditingkatkan dengan merangsang sistem limbik (daerah yang menimbulkan kenikmatan pada manusia) sehingga muncul hubungan timbal balik antara kenikmatan dan kekejaman. Prescott (Davidoff, 1991) menyatakan bahwa orang yang berorientasi pada kenikmatan akan sedikit melakukan agresi sedangkan orang yang tidak pernah mengalami kesenangan, kegembiraan atau santai cenderung untuk melakukan kekejaman dan penghancuran (agresi). Prescott yakin bahwa keinginan yang kuat untuk menghancurkan disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menikmati sesuatu hal yang disebabkan cedera otak karena kurang rangsangan sewaktu bayi.
3) Kimia darah. Kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan faktor keturunan) juga dapat mempengaruhi perilaku agresi. Dalam suatu eksperimen ilmuwan menyuntikan hormon testosteron pada tikus dan beberapa hewan lain (testosteron merupakan hormon androgen utama yang memberikan ciri kelamin jantan) maka tikus-tikus tersebut berkelahi semakin sering dan lebih kuat. Sewaktu testosteron dikurangi hewan tersebut menjadi lembut. Kenyataan menunjukkan bahwa anak banteng jantan yang sudah dikebiri (dipotong alat kelaminnya) akan menjadi jinak. Sedangkan pada wanita yang sedang mengalami masa haid, kadar hormon kewanitaan yaitu estrogen dan progresteron menurun jumlahnya akibatnya banyak wanita melaporkan bahwa perasaan mereka mudah tersinggung, gelisah, tegang dan bermusuhan. Selain itu banyak wanita yang melakukan pelanggaran hukum (melakukan tindakan agresi) pada saat berlangsungnya siklus haid ini.
Salah satu pandangan berpendapat bahwa manusia itu merupakan individu yang mempunyai dorongan – dorongan atau keiginan – keinginan yang pada prinsipnya membutuhkan pemuasan atau pemenuhan. Tetapi dalam kenyataanya tidak semua dorongan atau seua kenginan itu dapat dilaksanakan dengan secara baik. Dorongan yang tidak memperoleh pelepasan atau tidak dapat dipenuhi,terdorong dan tersimpan dalam bawah sadar,yang pada suatu ketika akan muncul kembali diatas sadar bila keadaaan memungkinkan. Salah satu pendapat yang dikemukakan oleh (FREUD) Diambil dari Monks Dkk.menyatakan bahwa struktur pribadi manusia itu terdiri dari 3(Tiga)bagian, yaitu:
1. DAS ES (THE ID)
Yaitu komponen yang mendorong keninginan – keinginan,nafsu – nafsu yang ingin segera dipuaskan atau di realisasikan maka di sebut PRINSIP KEPUASAN dan PRINSIP KEINGINAN untuk mencapai kepuasan.
2. DAS ICH(THE EGO)
Yaitu merupakan kemampuan menyesuaikan dengan lingkungan atau dengan realitas atau sesuai dengan realitas yang ada,karena itu merupakan kontrol yang memisahkan diri dengan realitas maka disebut PRINSIP REALITAS,karena dariitu,sering antara EGO dan ID berlawanan atau tidak sesuai karena ID ingin segera dipuaskan tapi,di kontrol dengan EGO sehingga bisa menjadi konflik.
3. DAS UBER ICH(THE SUPER EGO)
Yaitu merupakan kata hati,yang berhubungan dengan moral baik buruk.
Dalam kaitanya dengan kasus yang saya angkat, dari perbuatan atau tindakan yang dilakukan sangat erat kaitanya dengan kepribadiaan sipelakunya. Kepribadian yang baik atau buruk akan muncul dengan sendirinya tanpa kita sadari. Terbentuknya kepriadiaan seseorang sebetulnya diawali oleh lingkungan keluarga,yang mana dalam pendidikan keluarga peran serta orang tua(Bapak,Ibu) menjadi sangat penting dalam menentukanya. Keluarga sebagai sumber pengetahuan dan informasi sianak. Pada usia remaja memang anak perlu pengetahuan dan informasi mengenai hubungan seks atau pornografi,yang semuanya itu akan menjadi pembelajaran bagi sianak.
Kesimpulan dari kasus diatas? Kita tidak dapat mengingkari kenyataan atau fakta bahwa remaja membutuhkan suatu pengetahuan dan informasi tentang hubungan seks atau pornografi,yang nantinya akan menjadi pembelajaran bagi mereka. Tetapi dalam kaitanya dengan hal diatas keluargalah yang seharusnya menjadi pemroses pembelajaran bagi mereka. Maka,sudah saatnya peran serta keluarga menjadi sangat penting dalam memfasilitasinya.
Keluarga menjadi segala-galanya,menjadi pusat model,informasi dan pengetahuan,di samping keluarga juga di butuhkan peran serta guru disekolah sebagai seorang pendidik diharapkan mampu untuk memberi informasi dan pengetahan yang posiif tentang hal tersebut.
Remaja adalah ujung tombak dalam menentukan nasib masa depan sejarah dan penentu kemajuan bangsa, remaja rusak berarti kita teah gagal dalam menyiapkan generasi-generasi penerus bangsa. Oleh karena itu selamatkan kemajuan bangsa dengan mencetak generasi atau remaja yang berkwalitas.
DAFTAR PUSTAKA
Monks,Dkk.1998. Psikologi Perkembangan pengantar dalam berbagai bagian. Gadjah Mada University Press.
Robert,Thomas B.1975.Four Psychologies Applied To Education :Freudian,Behavioral,Humanistik,Transpersonal.Schenkman Publishing Company.New York.
Walgito,Bimo.1990. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. (Edisi Revisi). Penerbit ANDI Yogyakarta.